BAB 6
LIMPASAN
PERMUKAAN
1.1.Faktor-faktor
yang mempengaruhi limpasan dibagi menjadi 2 kelompok, yakni elemen meteorologi
dan elemen-elemen pengaliran.
Elemen-Elemen Meteorolgi
Jenis presipitasi, tergantung pada jenis
presipitasi yakni hujan atau salju.
Intensitas
curah hujan, pengaruh intensitas curah hujan pada limpasan permukaan tergantung
dari kapasitas infiltrasi.
·
Lamanya curah hujan.
·
Arah pergerakan curah hujan.
·
Distribusi curah hujan dalam
daerah pengaliran.
·
Curah hujan dan kelembaban
udara.
·
Kondisi meteorologi lainnya.
1.2.Elemen-ELemen
Daerah Pengaliran
§
Kondisi pegunungan lahan
atau tanah.
§
Daerah pengairan, semakin
besar saerah pengairan, semakin lama limpasan itu mencapai titik pengamatan.
§
Kondisi topografi dalam
daerah pengairan.
§
Jenis tanah.
1.3.Daerah
Aliran Sungai (DAS)
Merupakan
daerah dimana semua alirannya mengalir dalam dedalam suatu sungai yang
dimaksudkan. Daerah ini umumnya dibatasi oleh batas topografi yang berarti
ditetapkan berdasarkan aliran air permukaan.
Batas
ini tidak ditetapkan berdasar air bawah tanah karena permukaan air tanah selalu
berubah sesuai dengan musim dan tingkat kegiatan penakaran. Namun sebuah DAS
ditandai dengan nama sungai bersangkutan dan dibatasi oleh titik control, yang
umumnya merupakan stasiun hidrometri mempraktikan hal tersebut. Berarti sebuah
DAS merupakan bagian DAS lain.
1.4.Sungai
Sungai
adalah torehan dipermukaan bumi yang merupakan penampungan dan penyalur alamiah
aliran air dan material yang dibawanya dari hulu ke hilir. Suatu daerah
pengaliran ketempat yang lebih rendah dan akhirnya bermuara kelaut. Ditinjau
dari segi hidrologi, sungai berfungsi unutuk menampung curah hujan dan
mengalirkannya kelaut. Daerah dimana sungai memperoleh air merupakan daerah
tangkapan hujan yang biasanya disebut daerah pengaliran sungai (DPS).
1.5.Pola
Aliran
Sungai
didalam semua daerah pengaliran sungai (DPS) mengikuti suatu aturan yaitu bahwa
aliran sungai dihubungkan oleh suatu jaringan satu arah dimana anak sungai
mengalir kedalam sungai induk yang lebih besar dan membentuk suatu pola aliran.
Pola itu tergantung dari kondisi topografi, geologi, iklim, Vegetasi yang
terdapat didalam daerah pengaliran sungai (DPS) tersebut. Secara keseluruhan
kondisi tersebut akan menentukan karakteristik sungai didalam bentuk (DPS).
Beberapa pola aliran yang terdapat di
Indonesia antara lain :
a. Radial,
pola ini biasanya dijumpai didaerah lereng gunung berapi atau daerah dengan
topografi berbentuk kubah. Misal sungai lereng Gunung Semeru di Jawa Timur,
Gunung Merapi di DIY, Gunung Ijen di Jawa Timur, Gunung Slamet di Jawa Tengah.
b. Trellis,
biasanya dijumpai pada daerah dengan lapisan sedimen didaerah pegunungan
lipatan, missal daerah pegunungan lipatan Sumatera Barat dan Jawa Tengah.
c. Dendrik,
pola ini pada umumnya terdapat didaerah dengan batuan sejenis dan penyebaran luasnya
terletak pada bidang horizontal.
1.6.Bentuk
Daerah Aliran Sungai (DAS)
Pola
sungai membentuk DAS. Bentuk DAS berpengaruh pada kecepatan terpusatnya aliran.
DPS/DAS dibagi menjadi 4 bentuk yaitu :
a. Memanjang,
induk sengai berbentuk memanjang dengan anak sungai langsung masuk ke induk
sungai, dan terkadang berbentuk seperti bulu burung, bentuk ini menyebabkan
debit banjir relative kecil karena perbedaan waktu aliran dari anak-anak
sungai.
b. Radial,
bentuk aliran sungai seolah-olah terpusat atau berbentuk kipas, lingkaran.
Karena bentuk aliran radial, waktu yang diperlukan aliran secara bersamaan
apabila terjadinya banjir.
c. Paralel,
DAS berbentuk 2 jalur, apabila di daerah hilirnya banjir, biasanya setelah
sebelah hilir titik pertemuan kedua DAS.
d. Kompleks,
merupakan gabungan 2 atau lebih daerah pengaliran sungai (DPS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar