BAB 4
INFILTRASI
DAN PERKOLASI
4.1. Pengertian Infiltasi dan Perkolasi
Infiltrasi adalah perpindahan air dari atas ke dalam permukaan tanah. Sedangkan Perkolasi adalah gerakan air kebawah zona tidak jenuh, yang terletak diantara permukaan tanah sampai ke permukaan air tanah (zona jenuh). Besarnya daya infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam atau mm/hari. Daya perkolasi adalah laju perkolasi maksimum yang besarnya dipengaruhi oleh susunan lapisan tanah dalam zona tak jenuh yang terletak diantara tanah dengan permukaan air tanah.
4.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi :
a. Dalamnya
genangan diatas permukaan tanah dan tebal lapisan yang jenuh.
b. Kelembaban
tanah.
c. Pemampatan
oleh curah hujan.
d. Penyumbatan
oleh bahan-bahan yang halus.
e. Pemampatan
karena aktifitas manusia atau hewan.
f. Lapisan
tanah.
g. Adanya
tumbuhan atau pepohonan.
h. Kandungan
udara yang terdapat didalam tanah.
4.3. Penentuan Kapasitas Infiltrasi
Dengan menggunakan alat ukur infiltrasi untuk mengukur
laju infiltrasi dan cara dengan menggunakan analisa dari hidrograf, jika
terdapat data yang lebih teliti mengenai variasi intensitas curah hujan dan
data yang continue dari limpasan yang terjadi, maka kapasitas infiltrasi dapat
diperoleh dengan ketelitian yang cukup tinggi.
4.4. Pengukuran Evaporasi
a. Atmometer
Atmometer adalah standar
untuk mengukur evaporasi dari permukaan basah. Alat ini digunakan untuk
tujuan-tujuan klimatologis guna mengetahui kemampuan mongering udara. Permukaan
basah diberikan oleh benda berpori yang dibasahi air, yang ditempatkan dalam
suatu wadah. Ada beberapa jenis atmometer yaitu : Atmometer piche, Atmometer
Livingstone, Atmometer Black Bellani.
b. Panci
penguapan
Panci penguapan dibuat untuk
meniru kondisi evaporasi permukaan air bebas. panic evaporasi dapat dipasang
sebagai berikut : diatas permukaan tanah, ditanam di dalam tanah, mengambang
diatas air.
c. Mengukur
radiasi matahari
Kebanyakan stasiun pencatat
meterologi dilengkapi dengan radiometer untuk mengukur gelombang pendek radiasi
yang masuk dari matahari/ angkasa dan radiasi netto yang dipantulkan. Radiasi
netto sangat penting untuk studi tentang evaporasi.
d. Mengukur
kecepatan angin
Kecepatan angin diukur
dengan aremometer, sedangkan untuk mengukur arah angin dengan menggunakan kipas
berbaling-baling.
4.5. Perhitungan Evaporasi
Perhitungan evaporasi menggunakan rumus empiris “penman”,
untuk menghitung evaporasi :
E = 0,35 x (ea-ed) x (1+V/100)
Keterangan :
E =
Evaporasi (mm/hari)
ea = Tekanan
uap air jenuh pada suhu rata-rata harian ( mm/Hg)
ed = Tekanan
uap air sebenarnya (mm/Hg)
v =
Kecepatan angin pada ketinggian 2m diatas permukaan tanah (mile/hari)
Tabel
tekanan uap jenuh
0 ͦ C
|
P (mm/Hg)
|
-60
|
0,0008
|
-40
|
0,096
|
-20
|
0,783
|
-10
|
1,964
|
-1
|
4,220
|
0
(air + es + uap)
|
4,580
|
10
|
9,21
|
20
|
17,55
|
30
|
31,86
|
40
|
55,40
|
50
|
92,6
|
60
|
149,6
|
80
|
355,4
|
100
|
760,0
(1 atmosfer)
|
110
|
1074
|
125
|
1740
|
200
|
11650
|
250
|
29770
|
300
|
64300
|
350
|
123710
|
Contoh:
Suhu bola kering 50 ͦ C, suhu bola basah 25 ͦ C,
kelembaban relatif 70% dan kecepatan angin 2 m/dt.Hitunglah besar evaporasi
dari data tersebut ?
Penyelesaian :
Suhu bola kering 50 ͦ C, dari tabel tekanan uap jenuh
diatas dipoeroleh suhu rata-rata harian, ea : 92,6 mm/Hg. Tekanan uap
sebenarnya adalah, ed : 92,6 mm/Hg x 70% = 64,82 mm/Hg. Kecepatan angin : ( 2
m/dt x 24jam x 60 menit x 60 detik) /
1600 m/mile = 108 mile/hari.
Diperoleh besarnya
Evaporasi “E” adalah
E = 0,35 x (ea-ed) x (1+V/100)
= 0,35 x (92,6 –
64, 82) x ( 1+108/100)
E = 20 mm/hari.
4.6. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah penguapan yang terjadi dari
permukaan lahan yang tertutup dengan tumbuhan. Jumlah kadar air yang hilang
dari tanah oleh evaporasi tergantung pada :
a. Persediaan
air yang cukup (hujan, dan lain-lain).
b. Faktor-faktor
seperti suhu, kelembaban, dan lain-lain.
c. Tipe
dan cara kultivasi tumbuh-tumbuhan.
4.7. Kurva Detensi Permukaan
Detensi permukaan : luas curve runoff + luas curve
infiltrasi. Perhitungan luas dilakukan dengan pendekatan saja, yaitu tiap
bagian dianggap trapesium.
Luas 1 = (0,5+0,1944)
+ (0,25+0,0972) / 2 x (5-0) x 60
= 156,16 liter.
Luas 2 =
(0,25+0,0972) + (0,13+0,0505) / 2 x (10-5) x 60
= 79,16
liter.
Luas 3 =
(0,13+0,0505) + (0,05+0,0194) / 2 x (15-10) x 60
= 37,49
liter.
Luas 4 =
(0,05+0,0194) + 0 / 2 x (20-15) x 60
= 10,41
liter.
Luas total curve = Luas 1 + Luas 2 + Luas 3 + Luas 4
= 156,16 liter + 79,16 liter + 37,49 liter
+ 10,41 liter
= 283,3 liter
= 0,2833 mᶾ
Detensi Permukaan = 0,2833 / 50
= 0,0057 meter.
= 5,7 milimeter.
Contoh soal pengukuran infiltrasi :
Percobaan infiltrasi dilakukan dari sebuah plot denga
ukuran 25m x 2m. Setelah tercapai mencapai keseimbangan run-off telah konstan
sebesar 0,20 liter/detik. Intensitas hujan buatan 20 mm/jam. Hitung besar
run-off dalam mm/jam dan ultimate infiltration capacity (fc)?
Penyelesaian :
Intensitas hujan buatan = 20mm/jam
Luas area percobaan 25m x 2m = 50 m²
Debit hujan yang jatuh = 20 x 10 ‾ ³ m/jam x 50 m²
= 1,0 m³/jam
= 0, 2777liter/detik.
Setelah balancea (seimbang) run-off = 0,20 liter/detik.
Run-off = 0,20 / 0,2777 x 20 mm/jam
= 14,4040 mm/jam
Kapasitas intensitas = fc
= infiltrasi – runoff
= 20 - 14,4040
= 5,596 mm/jam
= 5,596 x 50 / 3600
= 0,077722 liter/detik.
infiltrasi 20 dari mana ya?
BalasHapus